Kamis, 14 Januari 2016

Benarkah Celana Cingkrang itu Ajaran Islam? (4 - habis)

Pada tulisan yang lalu kita sudah membahas hadits-hadits mengenai larangan isbal yang terdapat dalam Kitab Sunan Nasa’i dan Sunan Ibnu Majah. Sekarang akan kita lanjutkan membahas hadits-hadits mengenai larangan isbal yang tercantum dalam Musnad Ahmad karya Imam Ahmad bin Hanbal. Bagian ini adalah bagian terakhir dari seri tulisan tentang larangan isbal. 

32. HR. Ahmad No.2803 
Telah menceritakan kepada kami Abu Nadlr dan Husain keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Syaiban dari Asy’ats telah menceritakan kepadaku Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Allah tidak sudi melihat kepada musbil (orang yang memanjangkan kainnya menutupi mata kaki).”  

33. HR. Ahmad No.4926 
Telah menceritakan kepada kami Yahya dari Ubaidullah telah mengabarkan kepadaku Nafi' dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa menjulurkan pakaiannya karena rasa sombong, niscaya Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat." Ia berkata, "Sulaiman bin Yasar telah mengabarkan kepadaku bahwa Ummu Salamah menyebutkan tentang wanita kepada beliau, beliau pun menjawab: "Ia boleh menurunkannya sejengkal." Ummu Salamah berkata lagi, "Kalau begitu akan tersingkap?" Beliau menjawab: "Turunkanlah satu hasta, tidak lebih dari itu." 

34. HR. Ahmad No.5088 
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Ishaq telah mengabarkan kepada kami Abdullah telah mengabarkan kepada kami Yunus dari Az Zuhri telah mengabarkan kepadaku Salim bahwa Ibnu Umar menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tatkala ada seseorang yang menjulurkan kain sarungnya karena sombong, ia pun tenggelam ke dalam bumi, ia terus bergejolak di dalamnya hingga hari kiamat." 

35. HR. Ahmad No.5203 
Telah menceritakan kepada kami Rauh bin Ubadah telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij saya mendengar Muhammad bin Abbad bin Ja’far berkata, saya telah memerintahkan kepada Muslim bin Yasar budak Nafi’ bin Abdil Harits, untuk bertanya kepada Ibnu Umar sementara saya duduk diantara keduanya, “Apa yang kamu dengar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenai seorang yang menjulurkan kainnya karena sombong?” maka dia berkata, “Saya telah mendengar beliau bersabda: Allah tidak melihatnya pada hari kiamat.'” 

36. HR. Ahmad No.5875 
Telah menceritakan kepada kami Yahya yakni Ibnu Abdil Malik telah menceritakan kepada kami bapakku, dari Jabalah dari Ibnu Umar dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa menjulurkan kainnya (hingga melewati kedua mata kaki) karena sombong, Allah tidak melihat kepadanya kelak pada hari kiamat.” 

37. HR. Ahmad No.5981 
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdirrahman Ath Thufawi telah menceritakan kepada kami Ayub dari Zaid bin Aslam dari Ibnu Umar dia berkata; Saya menemui Nabi Shallallahu'alaihi wasallam sedang pakaian yang saya kenakan bergemerisik karena terseret. Beliau bertanya: "Siapakah ini?" saya menjawab, "Abdullah bin Umar." Beliau bersabda: "Jika kamu benar-benar Abdullah bin Umar, angkat pakaianmu." Saya pun mengangkat pakaianku sampai pertengahan kedua betis. Dan begitulah cara dia berpakaian sampai meninggal. 

38. HR. Ahmad No.6056 
Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Zaid bin Aslam saya mendengar Ibnu Umar berkata, "Siapa yang menjulurkan kainnya melebihi mata kaki karena sombong, Allah tidak melihatnya pada hari kiamat." Telah berkata Zaid, Ibnu Umar menceritakan kisah, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam pernah melihatnya memakai kain baru dan terdengar suara gemerisik kainnya. Kontan beliau berkata, "Siapakah ini?" Ibnu Umar menjawab, "Saya Abdullah bin Umar." Beliau berkata, "Jika kamu benar-benar Abdullah bin Umar, angkatlah kainmu." Ibnu Umar berkata, "Saya pun mengangkatnya." Beliau berkata, "Tambah (angkat lagi)." Ibnu Umar berkata, "Saya pun mengangkatnya lagi hingga pertengahan betis." Kemudian dia menoleh kepada Abu Bakar dan berkata, "Barangsiapa yang menjulurkan kainnya karena sombong, Allah tidak melihatnya kelak pada hari kiamat." Lalu Abu Bakar berkata, "kainku terkadang merosot." Maka Nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Kamu tidaklah termasuk dari mereka." 

39. HR. Ahmad No.6340 
Dari Zaid bin Aslam: Aku mendengar Ibnu ‘Umar berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam berkata: “Barangsiapa yang memanjangkan/melabuhkan kain sarungnya dengan sombong, maka Allah tidak akan melihatnya di hari kiamat”. Berkata Zaid: Adalah Ibnu ‘Umar mengatakan bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam melihat kain sarung yang dikenakannya yang berbunyi karena terseret. Maka beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapakah ini”. Aku berkata: “Aku adalah Abdullah bin ‘Umar”. Beliau berkata: “Apabila engkau adalah Abdullah bin ‘Umar, angkatlah kain sarungmu”. Maka ia pun mengangkat kain sarungnya. Beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam menambahkan: “Tambah lagi”. Maka Abdullah bin ‘Umar mengangkat lagi hingga sampai pertengahan betisnya. Kemudian beliau menoleh kepada Abu Bakar kemudian bersabda: “Barangsiapa yang memanjangkan/melabuhkan kain sarungnya dengan sombong, maka Allah tidak akan melihatnya di hari kiamat”. Maka Abu Bakar berkata: “Kain sarungku sering turun/melorot”. Maka beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadanya: “Sesungguhnya kamu bukan termasuk mereka (orang-orang yang sombong)”. 

40. HR. Ahmad No.7519 
Telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim berkata; telah menceritakan kepada kami Al Auza'i telah menceritakan kepada kami Yahya -yaitu Ibnu Abu Katsir- dari Muhammad bin Ibrahim At Taimi dari Ya'qub atau Ibnu Ya'qub dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Kain sarung seorang mukmin itu sebatas otot betis, kemudian setengah betis, kemudian sebatas mata kaki, maka apa-apa yang berada di bawah itu adalah masuk neraka." 

41. HR. Ahmad No.8790 
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Bakr berkata; aku mendengar Maisur pelayan Quraisy di majlis Sa’id menceritakan -yaitu Ibnu Abi ‘Arubah- dari Muhammad bin Ziyad Al Qurasyi dari Abu Hurairah, “Bahwasanya seorang pemuda melewatinya dengan sarung yang menjulur ke bawah (isbal), lalu ia menggapainya dengan besi yang ia bawa, kemudian berkata; “Tidakkah telah sampai kepadamu apa yang disabdakan oleh Abul Qasim shallallahu 'alaihi wasallam: “Allah tidak melihat seorang laki-laki yang kain sarungnya menjulur (isbal) karena sombong.” 

42. HR. Ahmad No.10151 
Telah menceritakan kepada kami Yazid, dia berkata; telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin 'Amru dari Abdurrahman bin Ya'qub mantan budak At Tau`amah, ia berkata; bapakku -yaitu Abul 'Ala` bin Abdurrahman- berkata; Abu Hurairah berkata; Abul Qasim shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Batas sarung bagi seorang mukmin laki laki adalah dari pertengahan betis ke bawah hingga di atas kedua mata kaki, maka apa yang ada di bawahnya adalah masuk neraka." 

43. HR. Ahmad No.10587 
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Adi dari Syu’bah dari Al ‘Ala` bin Abdurrahman dari bapaknya, Bahwasanya ia mendengar Abu Sa’id ditanya tentang sarung, maka ia menjawab; Engkau bertanya kepada orang yang tepat, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Sarung seorang mukmin adalah sampai setengah betisnya, tidak ada dosa -atau beliau mengatakan, – “tidak ada salahnya antara betis dan kedua mata kaki. Maka apa yang ada di bawah itu adalah di neraka, dan Allah tidak akan melihat orang yang menjulurkan sarungnya karena sombong.” 

44. HR. Ahmad No.11063 
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ubaid berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad -yaitu Ibnu Ishaq- dari Al 'Ala` bin Abdurrahman dari bapaknya dari Abu Sa'id Al Khudri ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sarung seorang muslim adalah sebatas setengah betis, jika sampai mata kaki tidaklah mengapa, sedangkan apa yang ada di bawah mata kaki adalah di neraka." 

45. HR. Ahmad No.11489 
Telah menceritakan kepada kami 'Affan berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah berkata, telah menceritakan kepadaku Al 'Ala` bin Abdurrahman berkata; aku mendengar bapakku menceritakan, ia berkata; "Aku bertanya kepada Abu Sa'id tentang sarung, maka ia pun menjawab; "Engkau telah bertanya kepada orang yang tepat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Sarung seorang mukmin adalah sebatas pertengahan betis, dan tidak mengapa, atau beliau mengatakan, "tidak berdosa antara pertengahan betis hingga mata kaki, adapun apa yang ada di bawah mata kaki adalah di neraka. Dan barangsiapa menjulurkan sarungnya karena sombong maka Allah tidak akan melihatnya." 

46. HR. Ahmad No.11974 
Telah menceritakan kepada kami Abu An Nadlr berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad -yaitu Ibnu Thalhah- dari Humaid dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Batas sarung itu sampai setengah betis hingga dua mata kaki, dan tidak ada kebaikan apa yang melebihi itu." 

47. HR. Ahmad No.15053 
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ishaq berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi’ah dari Yazid bin Abu Habib berkata; telah mengabarkan kepadaku Aslam Abu ‘Imron dari Hubaib Mughfil Al Ghifari berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang menginjak sarungnya karena sombong, maka dia menginjak neraka Jahannam“. 

48. HR. Ahmad No.17114 
Telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim Telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Sulaiman bahwa Al Qasim bin Abdurrahman telah menceritakan kepada mereka, dari Amru bin Fulan Al Anshari ia berkata, “Bahwa saat Amru berjalan dengan kainnya yang musbil (melebihi kedua mata kaki), tiba-tiba Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjumpainya, maka beliau memegang ubun-ubunnya seraya mengatakan: “Allahuma ‘abduka ibnu ‘abdika ibnu amatika (Ya Allah! hamba-Mu, anak hamba-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu)”. Amru berkata, “Aku lalu berkata, “Wahai Rasulullah, aku adalah seorang yang kecil betisnya.” Maka beliau bersabda: “Wahai Amru, sesungguhnya Allah ‘azza wajalla telah memperbaiki penciptaan segala sesuatu. Wahai Amru, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menepuk bagian belakang lutut Amru dengan empat jari tangannya yang sebelah kanan seraya berkata, ‘Wahai Amru, di sinilah posisi kain.” Kemudian beliau pun mengangkat dan meletakkannya di bawah jarinya yang kedua seraya bersabda: “Wahai Amru, di sinilah posisi kain.” 

49. HR. Ahmad No.17449 
Telah menceritakan kepada kami Hasyim bin Qasim Telah menceritakan kepada kami Syarik dari Abdul Malik bin Umair dari Hushain dari Al Mughirah bin Syu’bah ia berkata, “Saya melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memegang Hujzah (tempat mengikat kain) milik Sufyan bin Abu Sahl seraya bersabda: “Wahai Sufyan bin Abu Sahl, janganlah kamu memanjangkan kainmu (melebihi kedua mata kaki), karena Allah tidak menyukai orang-orang yang musbil memanjangkan kainnya.” 

50. HR. Ahmad No.20507 
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Sulaiman berkata, Aku mendengar Sulaiman bin Mushir dari Kharasyah bin Hurr dari Abu Dzar berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Tiga golongan manusia yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, tidak dilihat dan tidak disucikan, dan bagi mereka siksa yang pedih; orang-orang yang menyebut-nyebut pemberiannya, orang yang menurunkan kain di bawah mata kaki, dan pedagang yang menjual dagangan dengan sumpah palsu.” 

Itulah hadits-hadits yang menyebutkan tentang larangan memanjangkan kain hingga melebihi mata kaki. Masih banyak hadits-hadits lainnya yang belum saya sampaikan. Meski sudah disampaikan 50 hadits tentang larangan isbal, pasti masih ada saja orang yang mengingkari, menolak Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan lebih mementingkan hawa nafsunya dengan berkata, “Isbal itu kan dilarang kalo sombong, kalo tidak sombong berarti boleh isbal.” Itulah subhat atau keragu-raguan yang dihembuskan oleh para penentang As-Sunnah. Padahal, definisi “kesombongan” dalam hadits-hadits sudah pula dijelaskan dengan gamblang oleh Rasululullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana sabda beliau dalam hadits berikut: 

“Telah menceritakan kepada kami Abu Musa Muhammad Ibnul Mutsanna berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab berkata, telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Muhammad dari Abu Hurairah ia berkata, "Seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam -laki-laki itu seorang yang tampan- dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku menyukai keindahan, dan aku juga diberi keindahan sebagaimana yang engkau lihat, sampai-sampai aku tidak suka jika ada seseorang yang melebihiku -mungkin ia mengatakan, 'meskipun berupa sandal atau tali sandal'-, apakah itu bagian dari rasa sombong?" Beliau menjawab: "Tidak. Akan tetapi sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain." (HR. Abu Dawud No.3569) 

Jelas sekali sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Menolak ajaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang larangan isbal adalah kesombongan yang nyata, dan meremehkan orang yang celananya cingkrang juga bentuk kesombongan yang sangat jelas. 

Semoga Allah Ta’ala memberikan hidayah bagi pria muslim yang belum memendekkan kain celana atau sarungnya hingga di atas mata kaki.






Artikel Terkait Fiqih

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...