Senin, 26 Juni 2017

Menjawab Pertanyaan dari Akun Bambang Susilo (3)

Kita lanjutkan menjawab pertanyaan dari akun Bambang Susilo (BS) dalam artikel berjudul "Agama Islam yang Paling Benar, Ini Buktinya!". Berikut ini pertanyaan ke-5 sampai ke-8.

BS: 
5. Apa / Mana BUKTI, bahwa jibril yg berbicara kpd muhamad adalah Asli, bukan iblis yg sedang menyamar menjadi malaikat? Sebab: perilaku dan kata2 nya mirip iblis: suka minta2 disembah! main cekik di gua Hira, BERTENTANGAN Dgn KEBENARAN Alkitab! Mana ada malaikat asli yg main cekik?? 

Penjelasan saya: 

Buku apa yang anda baca Pak BS? Sampai-sampai anda punya pemikiran seperti itu? Anda mendapat informasi yang salah tentang Malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu ke Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. 

Tidak ada satu pun ayat dalam Al-Qur’an dan tidak ada satu pun hadits yang menyebutkan bahwa Malaikat Jibril main cekik saat menyampaikan wahyu. Mungkin sumber bacaan yang anda gunakan berasal dari artikel yang terdapat pada situs-situs penghujat Islam. 

Tidak benar Jibril minta disembah, tidak benar juga Jibril main cekik. Mana buktinya kalau Jibril minta disembah dan main cekik? 


BS: 
6. Atau Adakah BUKTI : “Terdengar Suara Tuhan Allah dari Langit” yg mengakui muhamad dgn DISAKSIKAN Nabi / Rasul lain, Sbgmn pada YESUS? 

Penjelasan saya: Silakan baca seluruh ayat dalam Al-Qur’an, itulah bukti firman Allah dari langit. 



BS: 
7. Apakah ada JAMINAN KEPASTIAN KESELAMATAN Masuk Surga bagi umat islam? Apa dan Mana Buktinya? 

Penjelasan saya: 
Silakan lihat Yohanes 17 : 3 

“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” 

Itulah jaminan kepastian keselamatan masuk surga bagi umat manusia, yakni mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan dan sesembahan yang benar, dan mengakui Yesus sebagai utusan Allah. Bukan mengakui Yesus sebagai Tuhan. 

Setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allah Ta’ala untuk melanjutkan dakwah Yesus, pengakuan terhadap Allah tetap dipertahankan, yakni mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan dan sesembahan yang benar, dan juga mengakui Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagi utusan Allah. 

Kita lihat TQS. Al-Ma’idah [5] ayat 15 dan 16: 

“Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” 

Jadi jelas firman Allah Ta’ala dalam ayat tersebut menyebutkan bahwa utusan Allah, yakni Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, telah datang kepada orang-orang Nasrani untuk menyampaikan isi Injil yang asli (karena Injil atau Alkitab telah dimanipulasi oleh oknum tertentu). 

Yang dimaksud dengan “kitab yang menerangkan” adalah Al-Qur’an, maka dengan mengikuti petunjuk dalam Al-Qur’an itulah manusia akan menuju jalan keselematan. 


BS: 
8. Mengapa muhamad masih perlu didoakan 17 x sehari supaya selamat? Nabi2/ Rasul2 Asli Israel TIDAK Ada yg perlu atau minta2 didoakan! Apalagi YESUS, yg kalian ANGGAP Nabi , sebab JUSTRU DIA LAH TUHAN JURUSELAMAT manusia. 


Penjelasan saya: 
Kalau anda didoakan orang lain, “Semoga Pak Bambang sehat selalu”, apakah itu berarti anda sedang tidak sehat? Apakah didoakan seperti itu berarti anda sedang sakit keras dan mau mati? Kan belum tentu. Artinya, orang yang kita doakan supaya selamat belum tentu dalam kondisi tidak selamat. 

Shalawat untuk nabi bukan karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam belum selamat, melainkan karena ketaatan kepada perintah Allah dalam Al-Qur’an: 

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” (TQS. Al-Ahzab [33] : 56). 

Do'a shalawat nabi itu sebenarnya keuntungan yang melimpah, karena keuntungan itu kembali kepada manusia yang bershalawat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya 10 kali.” (HR. Muslim). 

Tidak benar jika Nabi butuh doa shalawat dari umatnya karena belum selamat, karena dalam surat Al-Fath ayat 2 Allah Ta’ala menyatakan bahwa Rasulullah adalah seorang nabi yang suci terpelihara dari segala dosa (makshum). Beliau senantiasa mendapat bimbingan Allah Ta'ala dalam segala amal, sehingga tidak bisa tergelincir untuk berbuat dosa, dan beliau termasuk orang yang selamat di dunia dan di akhirat. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah teladan semua manusia (TQS. Al-Ahzab 21), satu-satunya manusia paripurna yang risalahnya bersifat rahmatan lil alamin (universal) dan penghulu para nabi (QS. Al-Anbiya’ 107, Saba` 28, Al-Ahzab 40). 

Kredibilitas Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai nabi makshum, manusia terbaik, termulia, dan teragung di muka bumi ini tidak hanya diakui oleh Allah Ta’ala dalam Al-Qur'an. Para ilmuwan non Muslim pun, bila objektif, pasti menarik kesimpulan yang sejalan dengan Al-Qur'an, sebagaimana yang dilakukan oleh Michael H. Hart. 

Setelah melakukan penelitian yang mendalam terhadap semua tokoh di dunia sepanjang sejarah, dalam bukunya “The 100, a Ranking of the Most Influential Person in History” Hart menempatkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam urutan pertama tokoh yang paling berpengaruh di dunia. 

Shalawat bukan monopoli Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam saja, karena Islam juga mengajarkan bershalawat kepada nabi-nabi yang lain, termasuk Nabi Isa ‘alaihi salam. Jadi jika mendengar atau menulis nama Nabi Isa, Musa, Ibrahim, Daud, dan lain sebagainya, umat Islam selalu bershalawat “Alaihissalam” yang berarti mendoakan shalawat dan keselamatan kepada nabi yang bersangkutan. 

Shalawat kepada Nabi Nuh tertera dalam surat As-Shaffat 78-80; shalawat kepada Nabi Ibrahim (QS As-Shaffat 108-109), shalawat kepada Nabi Musa dan Harun (QS As-Shaffat 119-120), Nabi Ilyas (QS As-Shaffat 130), dll. 

Dengan bershalawat kepada Nabi ‘Isa ‘alaihi salam, tidak berarti beliau belum selamat dan perlu didoakan untuk selamat. Bahkan doa shalawat dan salam juga berlaku kepada para sahabat Nabi dan hamba-hamba Allah yang shalih. Shalawat dan salam kepada golongan ini hanya terbatas doa tarahhum dan taraddha, dengan ungkapan doa “rahimahullah” dan “radhiyallahu ‘anhu.” Dalil syariatnya adalah firman Allah Ta’ala: 

"Dialah yang memberi rahmat kepada kamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untuk kamu)" (TQS. Al-Ahzab [33] : 43). 

Klaim para misionaris Kristen bahwa hanya Kristen agama yang mengajarkan kepastian keselamatan dalam Nama Yesus, perlu diuji berdasarkan kitab suci Kristen sendiri. 

Alkitab (Bibel) menyebutkan bahwa Yohanes tampil di padang gurun untuk membaptiskan orang, agar Allah mengampuni dosa orang yang dibaptis: 

"Demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu." (Markus 1:4). 

Maka Yesus juga minta dirinya dibaptis. Kalau tidak dibaptis, Yesus merasa sedih hatinya: “Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hatiku, sebelum hal itu berlangsung!” (Lukas 12: 50). 

Maka Yohanes pun membaptis Yesus di Sungai Yordan: 
"Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atasnya" (Matius 3: 16). 

Bila mau jujur, ayat-ayat tersebut secara tidak langsung menyatakan bahwa Yesus juga berdosa, karena masih perlu dibaptis untuk memperoleh keampunan dosa. Jika logikanya demikian, Yesus bukanlah juruselamat penebus dosa manusia, sebab dia sendiri berdosa. Bila Yesus adalah orang suci tak berdosa, mengapa masih minta dibaptis untuk pengampunan dosa? 

Selain itu, kalau para penginjil konsekuen menuduh doa shalawat dan keselamatan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai bukti beliau belum selamat, seharusnya mereka juga menuduh Yesus yang mereka anggap Tuhan sebagai orang yang belum selamat. Karena dalam Bibel, Yesus juga berdoa kepada Allah untuk minta ampun atas dosanya: 

“Dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami" (Lukas 11:4, Matius 6:12). 

Karena Yesus berdoa dan meminta keselamatan kepada Allah, berarti Yesus bukan Tuhan. Sebab jika Yesus adalah Tuhan, seharusnya dia tidak minta keselamatan kepada siapa pun. 


Bersambung...









Artikel Terkait Bambang Susilo ,Injil

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...