Di sekolah-sekolah sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan pribadi,
masyarakat, atau bangsa dan negara tentu berteman dengan orang Nasrani (Katholik/Kristen)
sudah menjadi pemandangan biasa, bukan sesuatu yang aneh. Begitu pula dalam
kehidupan bertetangga, berteman dengan tetangga yang Nasrani juga sesuatu yang
normal, tak terkesan tabu. Dalam agama Islam tentu ada aturan main mengenai
berteman dengan orang Nasrani, bolehkah kita yang Muslim berteman dengan
orang-orang Nasrani? Apakah semua orang Nasrani harus dimusuhi? Orang Nasrani
yang bagaimanakah yang boleh kita berteman dengannya? Pada tulisan bagian pertama
ini akan kita bahas terlebih dahulu bukti-bukti fitnah yang dipublikasikan oleh
orang-orang Nasrani yang memusuhi Islam.
Kembali kepada Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, dalam Al-Qur’an Allah Ta’ala
berfirman:
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan
senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah:
"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan
sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang
kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS.
Al-Baqarah [2]: 120)
Dari ayat di atas jelaslah bahwa pada dasarnya, dan ini prinsip yang harus
dipahami setiap orang Islam, orang-orang Nasrani tidak suka dengan orang-orang
Islam sampai orang Islam itu keluar dari Islam dan mengikuti agama
Nasrani. Silakan lihat situs-situs
berikut ini:
Situs-situs tersebut adalah bukti nyata bahwa SEBAGIAN orang Nasrani telah mengibarkan bendera perang terhadap
aqidah orang Islam. Mereka terlebih dahulu menyerang aqidah orang Islam. Ini
bukan provokasi loh ya,, tapi bukti nyata, fakta yang tidak bisa dipungkiri.
Mereka terang-terangan menyerang Islam dan blak-blakan menghina Al-Qur’an.
Sebagian orang Nasrani yang memusuhi Islam itu memanfaatkan kelemahan
terjemah harfiyah Al-Qur’an dengan menyebar fitnah seperti ini:
“Jagalah penismu, kecuali
terhadap istri dan pelayan-pelayanmu.” (QS 23: 5-6)
Padahal bunyi yang sebenarnya adalah “dan orang-orang yang menjaga
kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka
miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.” Budak berbeda
sekali dengan pelayan, budak itu diperoleh dari hasil perang atau hasil rampasan
perang, sedangkan pelayan diperoleh dari hasil kesepakatan bersama dengan orang
yang mau bekerja sebagai pelayan.
“Kawinlah sebanyak 2, 3 atau
4, atau bila takut tidak mampu menafkahi, setubuhi pelayan saja.” (QS 4:3)
Padahal bunyi yang sebenarnya adalah “Dan jika kamu takut tidak akan dapat
berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu
mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga
atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka
(kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu
adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” Intinya, seorang pria muslim
dianjurkan untuk menikah dengan seorang perempuan saja karena hal itu lebih
dapat menyelamatkan seorang suami dari berbuat tidak adil.
“Pukullah istrimu” (QS 4:34),
Padahal bunyi yang sebenarnya adalah “Wahai para suami, jika kalian
khawatir istri-istri kalian durhaka kepada kalian, nasihatilah mereka. Jika
mereka tidak mau taat, biarkan mereka sendirian di tempat-tempat tidur mereka.
Jika tidak juga mau taat, pukullah mereka tanpa menyakiti.”
“Kurunglah sampai mati” (QS
4:15),
Padahal bunyi yang sebenarnya adalah “Dan (terhadap) para wanita yang
berzina atau lesbian, hendaklah ada empat orang saksi di antara kamu (yang
menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka
kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya,
atau sampai Allah memberi jalan lain kepadanya.” Coba perhatikan, ayat tersebut
bukan berarti dikurung sampai mati, tetapi ada kalimat selanjutnya, “Allah
memberi jalan lain kepadanya”, karena Allah akan memberi jalan keluar yang
terbaik untuk wanita-wanita yang dikurung dalam rumah itu.
“Merampok itu halal” (QS
8:69, QS 48:20),
Padahal bunyi yang sebenarnya adalah “Maka makanlah dari sebagian rampasan
perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan
bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” Ini ayat yang berlaku di zaman perang dan di medan perang, bukan
ayat yang menghalalkan perampokan, yang dihalalkan adalah rampasan perang,
bukan hasil perampokan.
“Bunuh orang-orang kafir yang
ada di sekitarmu” (QS 9:123, QS 9:5)
Padahal bunyi yang sebenarnya adalah “Perangilah orang-orang kafir itu di
medan perang dan pada masa perang.” Bukan semua orang kafir boleh dibunuh kapan
saja dan dimana saja, tetapi hanya orang-orang kafir yang memerangi orang Islam
di medan perang dan pada masa perang saja.
Alloh SWT bergelar
"Sebesar-besar pembalas tipu daya" (QS 8:30)
Padahal maksud sebenarnya adalah “Allah adalah sebaik-baik pengatur tipu
daya untuk menghancurkan orang-orang kafir.”
Alloh SWT memastikan umat
muslim mendatangi neraka. (QS 19:71)
Padahal maksud sebenarnya adalah ”Wahai manusia, sungguh setiap kalian
pasti akan melewati jembatan di atas neraka. Yang demikian itu sudah menjadi
ketetapan bagimu.”
Setan alias iblis adalah
teman sekerja Alloh SWT. Tidakkah kamu lihat, bahwasanya Kami telah mengirim
setan- setan itu kepada orang-orang kafir untuk menghasung mereka berbuat
ma’siat dengan sungguh-sungguh? (QS 19: 83); Barang siapa yang berpaling dari
pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur’an), Kami adakan baginya setan (yang
menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (QS
43: 36); Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan setan-setan
yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain
daripada itu; dan adalah Kami memelihara mereka (setan-setan) itu. (QS 21:82)
Padahal maksud sebenarnya adalah Allah Ta’ala sebagai pencipta setan mampu
memerintahkan setan untuk menguji keimanan manusia, menjadikan setan sebagai
teman orang kafir, dan mengawasi setan agar tidak durhaka kepada Sulaiman.
Dengan adanya bukti-bukti itu, maka jelaslah bahwa orang2 Nasrani yang
memusuhi Islam seperti itulah yang tidak boleh orang Islam berteman dengan
mereka. Ketika mereka menyebarluaskan fitnah dan kebencian terhadap Al-Qur’an,
maka saat itu jugalah berarti mereka mengibarkan bendera perang dengan orang2
Islam. Haram hukumnya seorang muslim atau muslimah berteman dengan orang2
seperti itu.
dear admin,
BalasHapussaya kutip dari atas
“Jagalah penismu, kecuali terhadap istri dan pelayan-pelayanmu.” (QS 23: 5-6)
Padahal bunyi yang sebenarnya adalah “dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, KECUALI TERHADAP isteri-isteri mereka atau BUDAK yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.”
jadi BUDAK itu bukan manusia, bukan sesama kita?
walaupun kita hidup di jaman moderen, di bagian bumi yang lain kan masih ada perbudakan terselubung, bagaimana orang yang miskin begitu lahir udah di jual jadi budak?
gimana ceritanya kalau TKW kita ke Saudi Arabia yang dengan bangganya menerapkah hukum Islam, trus dia diperlakukan jahat enggak di gaji dan menjadi budak di negeri orang minn??
menista Allah ya Mohammad itu, Allah itu pilih kasih dan kejam
apanya yang Al-amin?
itu cuma labelnya doang, apanya yang tanah "suci"? itu cuma labelnya doang
“jadi BUDAK itu bukan manusia, bukan sesama kita?”
Hapus Budak itu manusia, sama seperti kita. Siapa yang bilang kalo budak itu bukan manusia?
“walaupun kita hidup di jaman moderen, di bagian bumi yang lain kan masih ada perbudakan terselubung, bagaimana orang yang miskin begitu lahir udah di jual jadi budak?”
Makanya Islam hadir untuk menghapuskan perbudakan dari muka bumi. Jika ada wanita di dunia ini yang diperbudak oleh siapa pun, maka orang Islam yg laki2 boleh menikahi budak wanita tersebut agar terlepaslah si wanita dari perbudakan.
Menikahi loh ya, bukan memperkosa.
“gimana ceritanya kalau TKW kita ke Saudi Arabia yang dengan bangganya menerapkah hukum Islam, trus dia diperlakukan jahat enggak di gaji dan menjadi budak di negeri orang minn?”
TKW yang tidak digaji atau diperlakukan dengan keji oleh majikannya wajib dilindungi hak2nya. Jadi, yang salah kalo ada TKW dizolimi di Arab Saudi itu bukan agama Islam, tetapi individu yg emang jahat itulah yang salah. Islam justru mewajibkan seorang majikan agar membayar gaji karyawannya sebelum keringat si karyawan kering. Lihat Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, dari ‘Abdullah bin ‘Umar, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berikan upah seorang pekerja sebelum keringatnya kering.” Maksud hadits tersebut adalah majikan harus segera membayar gaji si pekerja setelah pekerjaan selesai atau jika telah ada kesepakatan pemberian gaji setiap bulan.
Dalam Islam, menunda pembayaran gaji karyawan termasuk kejahatan. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Menunda penunaian kewajiban (bagi yang mampu) termasuk kezholiman” (Hadits yg diriwayatkan oleh Bukhari no. 2400 dan Muslim no. 1564). Orang yang menunda pembayaran gaji karyawan harus mendapatkan hukuman, sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Orang yang menunda kewajiban, halal kehormatannya dan pantas mendapatkan hukuman” (HR. Abu Daud no. 3628, An Nasa-i no. 4689, dan Ibnu Majah no. 2427). Maksud kata “halal kehormatannya” adalah orang itu boleh dipublikasikan sebagai majikan yang tercela karena biasa menunda-nunda membayar gaji karyawan dan zholim. Maksud kata “Pantas mendapatkan hukuman” adalah orang itu bisa saja ditahan karena kejahatannya tersebut.
“menista Allah ya Mohammad itu, Allah itu pilih kasih dan kejam apanya yang Al-amin?
itu cuma labelnya doang, apanya yang tanah "suci"? itu cuma labelnya doang”
Nabi Muhammad SAW tidak pernah menista Allah, Allah Maha Pengasih dan tidak pernah pilih kasih, Allah Maha Penyayang dan tidak pernah berbuat kejam. Al-Amin (yang dipercaya) adalah gelar bagi Nabi Muhammad SAW yang diberikan oleh orang2 Quraisy karena Nabi Muhammad SAW adalah orang yang sangat jujur dan tidak pernah berdusta. “Tanah suci” adalah istilah yang diberikan oleh Allah Ta’ala untuk Mekah dan Madinah.
Seenaknya saja anda berbicara, saya seorang nasrani dan saya tidak pernah sekalipun berusaha untuk mengkristenkan teman teman saya, saya menghormati pilihan seseorang dan selalu memegang teguh nilai nilai kemajemukan. Mohon dalam memberikan suatu penilaian jangan memprovokasi, kedepankan konten yang bersifat membangun
BalasHapusKalau begitu Anda termasuk orang Nasrani yang langka, mungkin satu di antara sejuta.
BalasHapusApakah Anda punya fakta kalau mayoritas Nasrani seperti Anda?