Senin, 24 November 2014

Berteman dengan orang Nasrani? (2)

Pada tulisan yang lalu sudah saya paparkan berbagai bukti fitnah yang dilontarkan oleh orang-orang Nasrani yang membenci Islam. Mereka menyelewengkan makna ayat-ayat suci Al-Qur’an lalu menyebarluaskan fitnah yang mereka buat. Bagaimana sikap seorang muslim terhadap orang-orang yang sudah terbukti secara nyata memusuhi Islam?



Berteman dengan non muslim yang memusuhi Islam adalah amalan yang diharamkan. Allah Ta’ala berfirman yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu.” (QS. Al Mumtahanah: 1).

Sikap terhadap non muslim yang memusuhi Islam sudah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yang ia tampakkan sebagai tanda ketidaksetiaan beliau pada non muslim yang memusuhi Islam. Sebagaimana disebutkan dalam ayat Al-Qur’an,

“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dari dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: “Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu (siksaan) Allah.” (Ibrahim berkata): “Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.” (QS. Al Mumtahanah: 4).

“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka.” (QS. Al-Mujadilah: 22)

Allah Ta’ala juga mengingatkan di dalam firman-Nya yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu.” (QS. Ali Imran: 118)

“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).” (QS. Ali Imran: 28).

Yang dimaksud dengan ayat ini adalah larangan bagi orang beriman untuk bersikap loyal (setia) pada non muslim yang memusuhi Islam, tidak boleh mencintai dan menolong mereka, atau bekerja sama dengan mereka untuk mencelakakan kaum muslimin.

Bahkan Allah Ta’ala menjadikan orang yang mengaku beragama Islam tetapi berteman dengan orang2 yang memusuhi Islam sebagai ciri-ciri orang munafik di dalam firman-Nya yang artinya:

“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong.” (QS. An-Nisa`: 138-139)

Allah Ta’ala juga tidak menggolongkan orang yang berteman dengan non muslim yang memusuhi Islam ke dalam kelompok para pengikut Nabi-Nya shallallahu alaihi wasallam. Allah Ta’ala berfirman yang artinya:

“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka.” (QS. Al-Mujadilah: 14)

Lalu bagaimana seharusnya perlakuan seorang muslim terhadap orang2 Nasrani yang tidak memusuhi Islam?

Insya Allah kita bahas pada artikel berikutnya..







Artikel Terkait Ideologi

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...