Rabu, 19 November 2014

Berteman dengan orang Nasrani? (1)

Di sekolah-sekolah sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan pribadi, masyarakat, atau bangsa dan negara tentu berteman dengan orang Nasrani (Katholik/Kristen) sudah menjadi pemandangan biasa, bukan sesuatu yang aneh. Begitu pula dalam kehidupan bertetangga, berteman dengan tetangga yang Nasrani juga sesuatu yang normal, tak terkesan tabu. Dalam agama Islam tentu ada aturan main mengenai berteman dengan orang Nasrani, bolehkah kita yang Muslim berteman dengan orang-orang Nasrani? Apakah semua orang Nasrani harus dimusuhi? Orang Nasrani yang bagaimanakah yang boleh kita berteman dengannya? Pada tulisan bagian pertama ini akan kita bahas terlebih dahulu bukti-bukti fitnah yang dipublikasikan oleh orang-orang Nasrani yang memusuhi Islam.

Kembali kepada Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, dalam Al-Qur’an Allah Ta’ala berfirman:

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 120)

Dari ayat di atas jelaslah bahwa pada dasarnya, dan ini prinsip yang harus dipahami setiap orang Islam, orang-orang Nasrani tidak suka dengan orang-orang Islam sampai orang Islam itu keluar dari Islam dan mengikuti agama Nasrani.  Silakan lihat situs-situs berikut ini:











Situs-situs tersebut adalah bukti nyata bahwa SEBAGIAN orang Nasrani telah mengibarkan bendera perang terhadap aqidah orang Islam. Mereka terlebih dahulu menyerang aqidah orang Islam. Ini bukan provokasi loh ya,, tapi bukti nyata, fakta yang tidak bisa dipungkiri. Mereka terang-terangan menyerang Islam dan blak-blakan menghina Al-Qur’an.

Sebagian orang Nasrani yang memusuhi Islam itu memanfaatkan kelemahan terjemah harfiyah Al-Qur’an dengan menyebar fitnah seperti ini:

“Jagalah penismu, kecuali terhadap istri dan pelayan-pelayanmu.” (QS 23: 5-6)
Padahal bunyi yang sebenarnya adalah “dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.” Budak berbeda sekali dengan pelayan, budak itu diperoleh dari hasil perang atau hasil rampasan perang, sedangkan pelayan diperoleh dari hasil kesepakatan bersama dengan orang yang mau bekerja sebagai pelayan.

“Kawinlah sebanyak 2, 3 atau 4, atau bila takut tidak mampu menafkahi, setubuhi pelayan saja.” (QS 4:3)
Padahal bunyi yang sebenarnya adalah “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” Intinya, seorang pria muslim dianjurkan untuk menikah dengan seorang perempuan saja karena hal itu lebih dapat menyelamatkan seorang suami dari berbuat tidak adil.

“Pukullah istrimu” (QS 4:34),
Padahal bunyi yang sebenarnya adalah “Wahai para suami, jika kalian khawatir istri-istri kalian durhaka kepada kalian, nasihatilah mereka. Jika mereka tidak mau taat, biarkan mereka sendirian di tempat-tempat tidur mereka. Jika tidak juga mau taat, pukullah mereka tanpa menyakiti.”

“Kurunglah sampai mati” (QS 4:15),
Padahal bunyi yang sebenarnya adalah “Dan (terhadap) para wanita yang berzina atau lesbian, hendaklah ada empat orang saksi di antara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan lain kepadanya.” Coba perhatikan, ayat tersebut bukan berarti dikurung sampai mati, tetapi ada kalimat selanjutnya, “Allah memberi jalan lain kepadanya”, karena Allah akan memberi jalan keluar yang terbaik untuk wanita-wanita yang dikurung dalam rumah itu.

“Merampok itu halal” (QS 8:69, QS 48:20),
Padahal bunyi yang sebenarnya adalah “Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Ini ayat yang berlaku di zaman perang dan di medan perang, bukan ayat yang menghalalkan perampokan, yang dihalalkan adalah rampasan perang, bukan hasil perampokan.

“Bunuh orang-orang kafir yang ada di sekitarmu” (QS 9:123, QS 9:5)
Padahal bunyi yang sebenarnya adalah “Perangilah orang-orang kafir itu di medan perang dan pada masa perang.” Bukan semua orang kafir boleh dibunuh kapan saja dan dimana saja, tetapi hanya orang-orang kafir yang memerangi orang Islam di medan perang dan pada masa perang saja.

Alloh SWT bergelar "Sebesar-besar pembalas tipu daya" (QS 8:30)
Padahal maksud sebenarnya adalah “Allah adalah sebaik-baik pengatur tipu daya untuk menghancurkan orang-orang kafir.”

Alloh SWT memastikan umat muslim mendatangi neraka. (QS 19:71)
Padahal maksud sebenarnya adalah ”Wahai manusia, sungguh setiap kalian pasti akan melewati jembatan di atas neraka. Yang demikian itu sudah menjadi ketetapan bagimu.”

Setan alias iblis adalah teman sekerja Alloh SWT. Tidakkah kamu lihat, bahwasanya Kami telah mengirim setan- setan itu kepada orang-orang kafir untuk menghasung mereka berbuat ma’siat dengan sungguh-sungguh? (QS 19: 83); Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur’an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (QS 43: 36); Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan setan-setan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu; dan adalah Kami memelihara mereka (setan-setan) itu. (QS 21:82)

Padahal maksud sebenarnya adalah Allah Ta’ala sebagai pencipta setan mampu memerintahkan setan untuk menguji keimanan manusia, menjadikan setan sebagai teman orang kafir, dan mengawasi setan agar tidak durhaka kepada Sulaiman.

Dengan adanya bukti-bukti itu, maka jelaslah bahwa orang2 Nasrani yang memusuhi Islam seperti itulah yang tidak boleh orang Islam berteman dengan mereka. Ketika mereka menyebarluaskan fitnah dan kebencian terhadap Al-Qur’an, maka saat itu jugalah berarti mereka mengibarkan bendera perang dengan orang2 Islam. Haram hukumnya seorang muslim atau muslimah berteman dengan orang2 seperti itu.

                                                                                                                Bersambung...







Artikel Terkait Ideologi

4 komentar:

  1. dear admin,
    saya kutip dari atas
    “Jagalah penismu, kecuali terhadap istri dan pelayan-pelayanmu.” (QS 23: 5-6)
    Padahal bunyi yang sebenarnya adalah “dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, KECUALI TERHADAP isteri-isteri mereka atau BUDAK yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.”

    jadi BUDAK itu bukan manusia, bukan sesama kita?
    walaupun kita hidup di jaman moderen, di bagian bumi yang lain kan masih ada perbudakan terselubung, bagaimana orang yang miskin begitu lahir udah di jual jadi budak?

    gimana ceritanya kalau TKW kita ke Saudi Arabia yang dengan bangganya menerapkah hukum Islam, trus dia diperlakukan jahat enggak di gaji dan menjadi budak di negeri orang minn??

    menista Allah ya Mohammad itu, Allah itu pilih kasih dan kejam
    apanya yang Al-amin?
    itu cuma labelnya doang, apanya yang tanah "suci"? itu cuma labelnya doang

    BalasHapus
    Balasan
    1. “jadi BUDAK itu bukan manusia, bukan sesama kita?”
       Budak itu manusia, sama seperti kita. Siapa yang bilang kalo budak itu bukan manusia?

      “walaupun kita hidup di jaman moderen, di bagian bumi yang lain kan masih ada perbudakan terselubung, bagaimana orang yang miskin begitu lahir udah di jual jadi budak?”
       Makanya Islam hadir untuk menghapuskan perbudakan dari muka bumi. Jika ada wanita di dunia ini yang diperbudak oleh siapa pun, maka orang Islam yg laki2 boleh menikahi budak wanita tersebut agar terlepaslah si wanita dari perbudakan.
      Menikahi loh ya, bukan memperkosa.

      “gimana ceritanya kalau TKW kita ke Saudi Arabia yang dengan bangganya menerapkah hukum Islam, trus dia diperlakukan jahat enggak di gaji dan menjadi budak di negeri orang minn?”
       TKW yang tidak digaji atau diperlakukan dengan keji oleh majikannya wajib dilindungi hak2nya. Jadi, yang salah kalo ada TKW dizolimi di Arab Saudi itu bukan agama Islam, tetapi individu yg emang jahat itulah yang salah. Islam justru mewajibkan seorang majikan agar membayar gaji karyawannya sebelum keringat si karyawan kering. Lihat Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, dari ‘Abdullah bin ‘Umar, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berikan upah seorang pekerja sebelum keringatnya kering.” Maksud hadits tersebut adalah majikan harus segera membayar gaji si pekerja setelah pekerjaan selesai atau jika telah ada kesepakatan pemberian gaji setiap bulan.

       Dalam Islam, menunda pembayaran gaji karyawan termasuk kejahatan. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Menunda penunaian kewajiban (bagi yang mampu) termasuk kezholiman” (Hadits yg diriwayatkan oleh Bukhari no. 2400 dan Muslim no. 1564). Orang yang menunda pembayaran gaji karyawan harus mendapatkan hukuman, sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Orang yang menunda kewajiban, halal kehormatannya dan pantas mendapatkan hukuman” (HR. Abu Daud no. 3628, An Nasa-i no. 4689, dan Ibnu Majah no. 2427). Maksud kata “halal kehormatannya” adalah orang itu boleh dipublikasikan sebagai majikan yang tercela karena biasa menunda-nunda membayar gaji karyawan dan zholim. Maksud kata “Pantas mendapatkan hukuman” adalah orang itu bisa saja ditahan karena kejahatannya tersebut.

      “menista Allah ya Mohammad itu, Allah itu pilih kasih dan kejam apanya yang Al-amin?
      itu cuma labelnya doang, apanya yang tanah "suci"? itu cuma labelnya doang”
       Nabi Muhammad SAW tidak pernah menista Allah, Allah Maha Pengasih dan tidak pernah pilih kasih, Allah Maha Penyayang dan tidak pernah berbuat kejam. Al-Amin (yang dipercaya) adalah gelar bagi Nabi Muhammad SAW yang diberikan oleh orang2 Quraisy karena Nabi Muhammad SAW adalah orang yang sangat jujur dan tidak pernah berdusta. “Tanah suci” adalah istilah yang diberikan oleh Allah Ta’ala untuk Mekah dan Madinah.

      Hapus
  2. Seenaknya saja anda berbicara, saya seorang nasrani dan saya tidak pernah sekalipun berusaha untuk mengkristenkan teman teman saya, saya menghormati pilihan seseorang dan selalu memegang teguh nilai nilai kemajemukan. Mohon dalam memberikan suatu penilaian jangan memprovokasi, kedepankan konten yang bersifat membangun

    BalasHapus
  3. Kalau begitu Anda termasuk orang Nasrani yang langka, mungkin satu di antara sejuta.

    Apakah Anda punya fakta kalau mayoritas Nasrani seperti Anda?

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...