Senin, 10 Juli 2017

Menjawab Pertanyaan dari Akun Bambang Susilo (5)

Kali ini akun Bambang Susilo (BS) menunjukkan ketidakyakinannya dengan Alkitab-nya sendiri.
Pertanyaan dan komentar BS selengkapnya bisa dilihat dalam artikel berjudul "Agama Islam yang Paling Benar, Ini Buktinya!"

Karena penjelasannya cukup panjang, saya akan menjawab pertanyaan yang ke-10 saja.

BS: 
10. Mana Pengakuan dari Alkitab utk muhamad? dan utk alquran? 

Penjelasan saya:

Banyak sekali ayat dalam Alkitab yang menjelaskan tentang tanda-tanda nabi berikutnya yang akan datang setelah Nabi 'Isa 'alaihissalam. Coba perhatikan dengan baik ayat-ayat berikut ini:

“Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.” (Ulangan 18 : 18) 

“Dan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan mengatakan: "Baiklah baca ini," maka ia akan menjawab: "Aku tidak dapat membaca." (Yesaya 29 : 12) 

"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu Penolong lain, yang akan tinggal bersama kalian untuk selama-lamanya." (Yohanes 14:16) 

Kata "Penolong", kata aslinya dalam Bahasa Yunani adalah “Paracletos”. Lalu kata ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi "Penolong", atau ada juga yang mengartikan dengan “Penghibur”. 

Ada perbedaan pendapat tentang apakah makna sebenarnya dari kata ini, tetapi beberapa ahli agama Kristen mengatakan bahwa kata tersebut dalam Bahasa Aramik berarti “Ahmad”. 

“Ahmad” adalah sebuah julukan yang diberikan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam Al-Qur'an, dan sebenarnya kata “Ahmad” dalam Bahasa Aramik berarti penolong atau sama dengan Bahasa Yunani "Paracletos". 

Disebutkan pula bahwa “Dia akan tinggal bersama kalian untuk selama-lamanya." Artinya, setelah Penolong terakhir ini datang, maka tidak ada lagi Penolong yang lain, atau dengan kata lain, dialah yang akan menjadi penutup para Nabi, yakni Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. 

"Aku akan mengutus kepadamu Penolong yang berasal dari Bapa. Dialah Roh yang akan menyatakan kebenaran tentang Allah. Apabila Ia datang, Ia akan memberi kesaksian tentang Aku" (Yohanes 15:26) 

Dengan kata lain, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersaksi tentang Yesus (Nabi Isa) persis seperti yang ada di dalam Al-Qur'an. Dan Allah menetapkan bahwa seseorang tidak bisa menjadi seorang muslim kecuali jika mengimani para Rasul termasuk Yesus (Nabi Isa), karena dia adalah seorang Rasul Tuhan dan seorang messiah bagi Bani Israel, berbeda dengan pemahaman orang Kristen yang menganggapnya sebagai Tuhan atau anak Tuhan. 

"Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika aku pergi. Sebab jikalau aku tidak pergi, Penolong itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau aku pergi, aku akan mengutus dia kepadamu. Kalau ia datang, ia akan menyatakan kepada dunia arti sebenarnya dari dosa, dari apa yang benar, dan dari hukuman Allah." (Yohanes 16:7-14) 

Orang-orang Kristen mengatakan bahwa sang penolong adalah Roh Kudus. Tentu pendapat itu tidak benar, karena Yesus berkata "Jikalau aku tidak pergi, penolong itu tidak akan datang" sedangkan Roh Kudus mendampingi Yesus dan murid-muridnya. Jadi, Penolong itu bukanlah Roh Kudus. 

Yang dimaksud dengan Roh Kudus adalah Malaikat Jibril. Ruhul Qudus adalah Roh Kudus. Ruh = Roh, Qudus=Kudus. Malaikat Jibril adalah malaikat penyampai wahyu. Jadi wahyu yang baru dan nabi yang baru tidak akan datang, kecuali kalau Yesus telah tiada. 

Jadi, Yesus harus pergi dahulu agar penolong, yakni Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, datang. Lihat kembali Ulangan 18:18, tertulis di situ, 

"Ia tidak akan berkata-kata dari dirinya sendiri, dia tidak berbicara oleh kemauannya sendiri, dia berbicara dari apa yang diwahyukan kepadanya.” 

Yesus terus mengulang-ulang kata itu. 

"Dan dia akan menunjukkanmu hal-hal yang akan datang", yang berarti nubuat-nubuat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tentang masa depan. 

“Ia akan memuliakan Aku”, yang berarti dia akan berbicara jujur tentang siapa Yesus yang sebenarnya, 

Begitu juga dengan kalimat, “Sebab ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari padaku.” 

“Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.” (Yohanes 16:13) 

"Roh Kebenaran" yang dimaksud oleh Yesus pada ayat di atas bukanlah Roh Kudus, karena Roh Kudus sudah ada ketika Yesus berada di dunia, sedangkan Roh Kebenaran baru akan datang setelah Yesus pergi. 

"Roh Kebenaran" yang dimaksud Yesus pada ayat tersebut adalah Nabi yang akan datang setelah kepergian Yesus. 

"Roh Kebenaran" pada ayat di atas memiliki ciri-ciri seperti seorang Nabi, yaitu dia tidak berkata-kata dari dirinya sendiri, dia akan berkata-kata menurut apa yang dikatakan (difirmankan) kepadanya. Hal ini sangat sesuai dengan pernyataan Al-Qur’an bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak berkata dari dirinya sendiri, semua yang beliau katakan adalah wahyu yang diwahyukan. Perhatikan ayat-ayat berikut: 

“Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (TQS. An-Najm [53] : 2-4) 

Ciri-ciri lainnya yang disebutkan dalam ayat (Yohanes 16:13) tersebut adalah dia akan memberitahukan hal-hal yang akan datang. Ciri ini juga dapat ditemukan dalam pribadi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. 

Suatu ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menunjukkan tempat terbunuhnya orang-orang kafir di perang Badar. Keesokan harinya ketika perang Badar berakhir, orang-orang kafir mati terbunuh persis di tempat yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Keterangan tersebut dapat anda baca pada hadits shahih berikut: 

“Anas berkata kepada Umar: Apa kau tidak melihatnya? Ia tidak melihatnya, ia berkata: Aku akan melihatnya dengan berbaring di atas hamparanku. Lalu Umar menceritakan kepada kami tentang tentara-tentara Badar, Umar berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memperlihatkan tempat kematian tentara-tentara Badar kemarin, beliau bersabda: "Ini tempat kematian fulan besok, insya Allah." Anas berkata bahwa Umar berkata: Demi Dzat yang mengutusnya dengan kebenaran, mereka tidak melenceng dari batasan yang ditentukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam." (Shahih Muslim: 5120) 

Pada saat perang Hunain, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menyebut seseorang akan menjadi penghuni neraka, padahal dia seorang muslim yang berniat akan berjihad membela agama Allah Ta’ala. Keesokan harinya lelaki tersebut berperang dan terluka parah. Tidak kuat menahan sakit yang dirasakannya, lelaki tersebut bunuh diri. Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, 

"Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang melakukan peperangan terhadap Hunain, maka beliau bersabda kepada seorang lelaki yang diakui sebagai seorang muslim: 'Orang ini termasuk ke dalam golongan ahli neraka'. Saat kami sedang dalam kancah, kami lihat lelaki itu berperang dengan bersungguh-sungguh hingga menyebabkan dia terluka parah. Lalu ada yang melaporkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, 'Wahai Rasulullah! Lelaki yang tuan katakan sebelum ini, bahwa dia merupakan ahli neraka, pada hari ini ia telah berjuang dengan penuh semangat dan dia telah mati'. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dia akan ke neraka'. Sebagian kaum muslimin berada dalam keraguan tersebut. Tiba-tiba datang seseorang melaporkan bahwa dia tidak mati karena berjuang, tetapi luka parah. Pada malam itu, dia tidak sabar menghadapi kesakitan lukanya, maka dia membunuh dirinya sendiri, maka hal itu dilaporkan kepada Rasulullah. Rasulullah terus bertakbir: 'Allahu Akbar, aku bersaksi bahwa aku adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.' Lalu Rasulullah menyuruh Bilal memberitahu semua orang bahwasanya tidak akan masuk surga kecuali jiwa atau orang yang berserah diri (kepada Allah). Dan bahwa Allah telah menguatkan lagi agama ini dengan seorang lelaki yang gagah perkasa'." (Shahih Muslim: 162) 

Jadi, sudah sangat jelas bahwa "Roh Kebenaran" yang dimaksud Yesus di Yohanes 16:13 adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, meskipun saat itu Yesus tidak menyebutkan nama secara lugas, hanya tanda-tandanya saja. 


Bersambung...






Artikel Terkait Bambang Susilo ,Injil

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...